Mahasiswa UNRI Tanamkan Literasi Anak Desa di Kampar Lewat Kelas Ceria

Program KKN Tematik Literasi UNRI 2025 di Desa Sipungguk, Kampar, hadirkan Kelas Ceria yang membangun minat baca anak-anak melalui metode belajar kreatif dan menyenangkan. Dosen UNRI turut lakukan monitoring lapangan.

Mahasiswa UNRI Tanamkan Literasi Anak Desa di Kampar Lewat Kelas Ceria
Anak-anak Desa Sipungguk antusias mengikuti Kelas Ceria bersama mahasiswa KKN Tematik Literasi Universitas Riau (UNRI) 2025 di Perpustakaan Tuan Said, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar.

TOPIKPUBLIK.COM - KAMPAR – Senyum sumringah menyelimuti Perpustakaan Tuan Said di Desa Sipungguk, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Di sudut ruangan, anak-anak tampak antusias mengikuti Kelas Ceria Desa, sebuah program edukatif berbasis literasi yang digagas oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi Universitas Riau (UNRI) Tahun 2025.

Hari itu, kegiatan yang biasanya digelar tiga kali dalam sepekan mendapat kunjungan istimewa dari dosen pembimbing lapangan (DPL) Universitas Riau. Mereka datang langsung ke lokasi untuk melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap pelaksanaan program KKN. Kedatangan para dosen disambut hangat oleh mahasiswa peserta KKN dan puluhan anak-anak yang sedang belajar.

Program Kelas Ceria Desa merupakan bagian integral dari KKN Tematik Literasi UNRI 2025 yang melibatkan mahasiswa lintas jurusan, seperti agroteknologi, akuntansi, manajemen bisnis, dan budidaya perairan angkatan 2022. Meski berasal dari disiplin ilmu berbeda, para mahasiswa tersebut menyatu dalam semangat yang sama: menanamkan kecintaan membaca dan belajar sejak usia dini, khususnya di lingkungan pedesaan.

Ketua Kelompok KKN, Dadan Hermawan, merasa bersyukur melihat semangat anak-anak yang terus meningkat dari hari ke hari. Dalam kegiatan hari itu saja, sebanyak 17 anak hadir dan aktif mengikuti sesi pembelajaran yang disusun secara menarik dan menyenangkan.

“Ada yang bahkan datang lebih awal dari kami. Mereka tidak sabar menunggu Kelas Ceria dimulai,” ungkap Dadan, Sabtu (19/7).

Dadan dan timnya secara kreatif merancang program ini agar jauh dari kesan kaku. Mereka menyisipkan dongeng interaktif, permainan kartu huruf, hingga tantangan membaca cepat dalam sesi pembelajaran. Tujuannya adalah menciptakan suasana yang membuat anak-anak merasa bahwa belajar adalah hal menyenangkan, bukan kewajiban yang membebani.

"Alhamdulillah, hasilnya anak-anak justru tak ingin kegiatan cepat selesai," lanjutnya.

Bagi Dadan dan rekan-rekannya, pengalaman ini sangat berarti selama menempuh perkuliahan. Sebab, mereka tak hanya menjalankan peran sebagai pengajar, tetapi juga belajar langsung dari masyarakat, tentang kesabaran, pendekatan psikologis terhadap anak-anak, hingga makna menjadi bagian dari komunitas yang mereka dampingi.

"Kami belajar menjadi pendengar, fasilitator, dan teman bagi anak-anak desa," ujarnya.

Kegiatan pengabdian mahasiswa UNRI di Desa Sipungguk merupakan contoh nyata kolaborasi akademik dan sosial yang berdampak langsung terhadap masyarakat. Program seperti ini menunjukkan bahwa pengabdian dalam bentuk KKN tidak semata-mata untuk memenuhi kewajiban akademis, namun juga merupakan upaya membangun fondasi literasi dan karakter generasi muda di pedesaan.

Keberhasilan program KKN tidak hanya diukur dari banyaknya jumlah kegiatan atau laporan yang dibuat. Yang paling penting adalah bagaimana anak-anak merasakan keberadaan dan kontribusi mahasiswa dalam membangun semangat belajar dan tumbuh kembang mereka.

Program KKN Tematik Literasi Universitas Riau 2025 ini sepenuhnya sejalan dengan visi UNRI Berdampak—yakni upaya untuk memastikan bahwa ilmu dan pengalaman yang diperoleh di bangku kuliah dapat diterapkan secara langsung dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Meski pelaksanaan KKN di Desa Sipungguk hanya berlangsung selama dua bulan, jejaknya bisa bertahan lama. Terutama di hati anak-anak yang mulai mencintai buku, pengetahuan, dan interaksi edukatif. Sebuah langkah kecil dalam pendidikan desa yang bisa memberi perubahan besar di masa depan.

Dengan demikian, program ini membuktikan bahwa literasi anak tidak semata soal kemampuan membaca, tetapi lebih dalam dari itu: menyangkut bagaimana membangun rasa ingin tahu, kepercayaan diri, serta keberanian untuk mengungkapkan ide-ide mereka. Nilai-nilai inilah yang ditanamkan mahasiswa UNRI melalui interaksi santai, menyenangkan, dan bermakna bersama anak-anak desa.