Gaza Dibombardir, 97 Tewas Termasuk Anak-Anak dan Pengungsi

Serangan udara Israel di Gaza tewaskan 97 warga sipil, termasuk anak-anak dan pengungsi. ICC dan ICJ soroti dugaan kejahatan perang dan genosida.

Gaza Dibombardir, 97 Tewas Termasuk Anak-Anak dan Pengungsi
Warga Palestina membawa jenazah korban serangan udara Israel di Jalur Gaza. Serangan tersebut menghantam permukiman padat, sekolah pengungsi, dan jalur distribusi bantuan, menewaskan puluhan warga sipil termasuk anak-anak dan perempuan. (Foto: Dok. AFP/Reuters)

TOPIKPUBLIK.COM – PALESTINA – Kekejaman tanpa henti kembali mengguncang Jalur Gaza. Sedikitnya 97 warga sipil Palestina gugur syahid, sementara puluhan lainnya mengalami luka serius akibat rentetan serangan udara brutal dan gempuran artileri militer Israel yang menghantam sejumlah lokasi padat penduduk pada Senin (1/7). Tragisnya, banyak dari titik serangan itu merupakan wilayah perlindungan dan penampungan pengungsi, tempat terakhir bagi warga sipil yang berupaya bertahan hidup di tengah perang.

Menurut kesaksian warga dan laporan medis, militer Israel menggempur bagian selatan dan timur Kota Gaza, terutama kawasan permukiman padat di Zeitoun, Shejaiya, dan al-Tuffah. Bahkan, empat sekolah yang difungsikan sebagai tempat penampungan ribuan pengungsi turut menjadi sasaran serangan, masing-masing tiga sekolah di Zeitoun dan satu di al-Tuffah. Padahal, lokasi-lokasi tersebut telah dievakuasi sebelumnya atas perintah militer Israel sendiri—ironis dan menyayat hati.

Serangan paling berdarah terjadi di wilayah pantai Gaza City. Sedikitnya 34 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas seketika setelah rudal jet tempur Israel menghancurkan sebuah kafe dan tempat istirahat di tepi pantai. Puluhan lainnya mengalami luka parah dan dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Ini menjadi salah satu tragedi terbesar sejak dimulainya agresi pada Oktober 2023.

Di kamp pengungsi Al-Shati, lima jenazah ditemukan tak bernyawa usai drone Israel menghantam kerumunan warga sipil. Di lokasi lain, tepatnya di Jalan Salah al-Din, selatan Wadi Gaza, satu orang dilaporkan tewas dan 23 lainnya terluka ketika serangan drone menghantam antrean panjang warga yang tengah mengharap bantuan kemanusiaan—menambah panjang daftar luka dan duka yang tak kunjung selesai.

Tak hanya itu, wilayah al-Mawasi di barat Khan Younis yang menjadi zona perlindungan sipil juga ikut dihantam. Tenda-tenda pengungsi yang berdiri rapuh di sana dihujani peluru, menewaskan seorang dan melukai beberapa lainnya.

Di kawasan Sabra, Gaza City, sepuluh jenazah ditemukan di dalam gudang bantuan milik organisasi kemanusiaan yang digunakan untuk mendistribusikan logistik bagi warga terdampak. Serangan ini bukan hanya menghancurkan fasilitas, tetapi juga menghancurkan harapan ribuan warga yang menggantungkan hidupnya pada bantuan.

Serangan udara pun mengguncang Jalan Al-Sikka di Zeitoun. Sebuah helikopter menjatuhkan bom yang menewaskan seorang perempuan dan melukai sejumlah orang lainnya. Sementara itu, di dekat sebuah pompa bensin, satu warga tewas dan satu lainnya luka-luka dalam serangan drone.

Di Jabalia, Gaza utara, empat warga sipil dilaporkan tewas, dan serangan drone di Katiba, Khan Younis, menewaskan tiga orang lainnya, termasuk seorang perempuan. Sedangkan di wilayah barat daya Khan Younis, serangan mematikan terhadap kerumunan warga yang sedang mencari bantuan menewaskan 13 orang dan melukai 50 lainnya.

Serangan lain di Rafah juga menewaskan satu orang, sedangkan di pusat Kota Gaza, sebuah rumah dekat Kompleks Medis Al-Sahaba dihantam rudal, menewaskan satu warga dan melukai beberapa lainnya.

Situasi kian mencekam di al-Tuffah, Gaza timur laut. Tiga warga dilaporkan tewas dalam serangan drone. Sementara itu, di Jalan Al-Wahda, setidaknya sepuluh orang tewas dan puluhan lainnya terluka setelah drone menghantam kerumunan warga. Bahkan sebuah kereta keledai—alat transportasi darurat warga—menjadi sasaran rudal, menewaskan empat orang.

Di Shejaiya, dua warga tewas dalam serangan terhadap rumah mereka. Sementara di Jabalia, tiga lainnya gugur dalam serangan terpisah dekat persimpangan Halawa.

Kekejaman ini berlangsung meskipun berbagai negara dan lembaga internasional telah menyuarakan kecaman keras dan desakan untuk menghentikan genosida. Namun, hingga kini militer Israel dilaporkan telah membunuh lebih dari 56.500 warga Palestina sejak agresi besar dimulai pada Oktober 2023—sebuah angka yang mencerminkan tragedi kemanusiaan luar biasa dalam sejarah modern.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Gaza.

Tak hanya itu, Israel juga sedang menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas operasi militer brutal yang mengakibatkan kematian massal warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.